Thursday, May 16, 2013

Di Atas Kereta Rakyat: cerita dan tips


Harga yang relatif murah memberikanku pelajaran yang mahal.

Ini memang bukan pengalaman pertama aku bepergian dengan kereta api, lebih dari sekali bahkan puluhan kali...terlebih sejak merantau untuk menuntut ilmu, kereta api menjadi transportasi utama yang menghubungkan ibu kota dan tanah kelahiranku.

Pengalamannya selalu berbeda termasuk pengalamanku berada di atas kereta rakyat untuk yang ke-3 kalinya ini,..
Belum banyak memang jam terbangku dengan kereta ekonomi, karena kenyamanan dan keamanan menjadi faktor utama yang menjadi pertimbanganku untuk bepergian dengan kereta tanpa AC itu, faktor lainnya karena insiden hampir ketinggalan kereta di stasiun purwokerto (BoLang episode Yogyakarta) yang membuat saya trauma untuk kembali bepergian dengan kereta sejenis untuk tujuan ke mana pun.

kali ke tiga ini aku lebih mempersiapkan segalanya, mulai dari tiket, tissue, hand sainitaizer, tissue basah, kayu putih, buku, headset, dan yang terpenting adalah  keberanian serta ketahanan untuk buang air selama di kereta.

Keberanian? YA!
Perjalanan ke-3 ini menjadi perjalanan terpanjang pertama dan ter-memerlukan keberanian, karena sepanjang lebih dari 400 KM Cirebon-Malang kutempuh sendirian, teman-teman lain sudah berada dalam perjalanan mereka ke malang dari kota lainnya.
Berita-berita buruk seperti pencopetan, pemalakan, dan sebagainya yang idientik dengan kereta ekonomi sedikit banyak mempengaruhi stok keberanianku untuk menempuh perjalanan ini sendirian.
Meski stok keberanian menipis, keinginanku untuk berkunjung ke kota Malang membuatku tetap naik ke atas kereta ekonomi Matarmaja pada pk 17.30 di stasiun Parujakan.

Kereta terlihat lengang dengan banyaknya kursi yang dimanfaatkan untuk berbaring, termasuk kursi yang seharusnya aku duduki sesuai nomor yang tertera pada karcis. seorang wanita muda dengan bertubuh gempal mengambil 3 nomor kursi untuk merebahkan dirinya. Dengan sesopan mungkin aku membangunkannya agar aku bisa duduk di kursiku. Untungnya ia segera bangun dan duduk, aku pun segera menaruh kresek makanan di kabin atas sedangkan tas ransel bolangku tetap bersamaku di kursi penumpang. Sejenak aku melihat ke sekeliling, kebanyakan pen umpang adalah keluarga, lansia dan pemuda.
Seorang bapak yang sudah agak berumur di seberang kursiku, seorang lelaki 30an di kursi seberang kiriku, dan sepasang bapak-ibu di seberangnya.
aku berusaha menikmati perjalanan apapun yang terjadi. Pedagang asongan khas kereta ekonomi mulai beriringan melewati gerbongku silih berganti, mulai dari popmie-kopi, nasi rames, rokok, hingga beragam camilan. Harganya sangat terjangkau, namun aku tak tertarik untuk mencobanya (demi menahan HIV-Hasrat Ingin Vivis ;p).

beberapa hal yang aku pelajari selama lebih dari 12 jam perjalanan

berdoa
sangat sulit bagiku untuk berkonsentrasi dan berdoa dalam waktu yang panjang, terkadang doaku terputus di tengah jalan karena tertidur, memikirkan hal lain yang harus aku kerjakan, memikirkan seseorang, atau lainnya. 
memikirkan waktu yang sangat banyak kuhabiskan di atas kereta tanpa satu orangpun yang mengenalku membuat aku sangat bosan, namun seorang bapak yang duduk berhadapan denganku dengan tenangnya melipat kakinya yang berkomat-kamit sambil menggerakan tangannya seolah sedang menghitung tasbih.
Aku tertegun, mengapa justru hal pertama yang ku pikirkan akan aku lakukan di atas kereta selama perjalanan adalah terbosan-bosan bukannya berdoa dan berbicara dengan Tuhan secara lebih pribadi dan tenang, karena toh tidak ada satupun orang di kereta itu yang mengenal aku dan mengajakku berbicara.
Akhirnya aku segera mengambil keputusan untuk berdevosi sejenak dan berdoa rosario. Aku mengingat sejenak kapan terakhir kali aku berdevosi lebih dari 15 menit, kapan aku berdoa rosario, kapan terakhir kali aku berbicara dengan begitu intim dengan Tuhan?
Bagiku pribadi, ungkapan berdoa adalah nafas orang Kristen terbukti benar, karena berdoa dapat dilakukan kapanpun dan di manapun sama seperti ketika kita bernafas, harus dilakukan dan tidak boleh terputus sedikitpun.

kasih
pada hampir setiap bangku yang berisi orang-orang yang saling mengenal entah dalam konteks keluarga ataupun pertemanan, kasih itu terlihat nyata.
Seorang ibu yang merelakan duduk di bawah agar anaknya dapat berbaring lebih nyaman dengan menggunakan dua kursi sekaligus.
Seorang bapak yang sesekali berdiri dan berpindah duduk di bawah untuk bergantian dengan istrinya.
Pasangan muda yang saling membelai atau mengipasi pasangannya karena kepanasan tanpa adanya pendingin ruang.
Seorang ibu lebih baik duduk dengan kesakitan dan tidak nyaman demi membuat anaknya terlebih yang membawa balita tertidur dengan nyaman di pangkuannya.

berbagi
berbagi cerita adalah hal yang paling mudah dilakukan selama perjalanan, terlebih bagi yang tidak duduk bersama dengan orang yang dikenal. Setidaknya selama perjalanan aku berbagi cerita dengan lebih dari 4 orang berbeda dan dengan cerita yang berbeda pula.
Seperti bapak tadi yang menceritakan hal yang ia lakukan selama masa pensiunnya sekarang, seorang ibu yang menceritakan hal-hal menarik menjadi seorang istri dari seorang kondektur kereta, juga seorang bapak muda yang adalah seorang guru. Mereka juga berbagi cerita seperti apa tempat asal ataupun tempat tujuan mereka hingga membuatku tertarik untuk juga mampir ke tempat yang mereka ceritakan.

bersabar
hal yang teramat sulit untuk dilakukan. Banyaknya menit yang terlewatkan dari jadwal yang seharusnya di suatu stasiun untuk menunggu kereta lain lewat dan menggunakan rel bergantian membuatku merasakan stok kesabaranku juga sepertinya mulai menipis.
Melihat seorang bapak yang merokok di sebelahku padahal sudah ada tulisan dilarang merokok di dinding gerbong juga membuatku tidak bisa bersabar untuk segera mengakhiri perjalanan.
Berdiri dan berjalan-jalan berjam-jam adalah lebih baik dibandingkan duduk terdiam dan bersabar menunggu kereta yang melaju dengan agak lambat.
bersabar untuk tidak banyak makan dan minum selama perjalanan.
Bersabar untuk menahan kantuk sebisa mungkin dan tetap menjaga barang bawaanku karena tidak sedikit pedagang asongan yang lalu lalang serta penumpang yang silih berganti naik dan turun di stasiun-stasiun yang dilewati kereta.
Bersabar untuk tidak memainkan handphone agar tidak menimbulkan kesan mencolok dan kesempatan untuk melakukan tindak kejahatan (kejahatan terjadi juga karena adanya kesempatan jadi waspadalaah waspadalah! *gayabangnapi*).
bersabar untuk tidak memaki dan meluapkan emosi dengan kata-kata yang tidak memberkati.
Bersabar dengan setiap pedagang asongan yang tetap gigih menawarkan barang dagangannya tanpa mengenal waktu.

bersyukur
memandang ke arah jendela kereta dan melihat pemandangan yang silih berganti membuatku tak henti bersyukur, mengapa?
karena ada pemandangan sawah, perkebunan, sungai, gunung ataupun warna langit yang begitu indah silih berganti terlihat dari jendela kereta yang mungkin sudah retak karena dilempari batu, atau lainnya.
karena hanya dengan kereta ekonomi aku hanya perlu budget relatif murah untuk bisa sampai ke Malang, kota yang ingin ku singgahi.
karena aku masih lebih beruntung dari anak-anak muda ataupun wanita-wanita yang harus menjajakan dagangannya di dalam kereta dengan tak mengenal waktu dan lelah, terutama dalam perjalanan kereta tengah malam.
karena aku masih cukup kuat untuk menahan kantuk dan tidak perlu tertidur di lantai gerbong agar mendapat tempat untuk merebahkan diri dengan agak nyaman.
karena aku membawa tidak begitu banyak barang sehingga tidak kesusahan untuk membawa dan menjaganya.
karena aku tidak bepergian dengan anak kecil dengan kereta ekonomi yang sangat tidak nyaman dan aman untuk mereka.
karena ini bukan kali pertama aku naik kereta ekonomi  sehingga aku sudah mempersiapkan diri dan  membawa cukup perbekalan seperti buku, cemilan, agenda, handphone yang bisa menemaniku untuk melakukan beberapa hal demi mengusir rasa bosan.
karena ada orang-orang di sekelilingku yang meski aku tidak mengenal mereka, aku boleh belajar cara berdoa, mengasihi, berbagi,bersabar dan bersyukur.
Dan karena begitu banyak alasan untuk terus bersyukur atas pengalaman ini.

meski jam terbangku dengan kereta ekonomi belumlah banyak, tapi aku akan berbagi sedikit tips untuk bepergian dengan moda transportasi ini
  1. bawalah barang secukupnya dan pastikan barang berharga disimpan di tempat yang aman
  2. siapkan uang receh untuk pengamen, kebersihan ataupun jajan di atas kereta, terkadang pungli (pungutan liar) tidak dapat dihindari, lebih baik memberi daripada dipaksa pada akhirnya
  3. tiket dapat dibeli H-7, karena terjangkaunya harga tiket kereta, lebih baik membelinya terlebih dahulu sebelum hari keberangkatan
  4. bawalah minuman dan makanan, harga makanan dan minuman di pedagang asongan memang tidak begitu mahal, namun untuk alasan kebersihan dan kehematan lebih baik mengonsumsi makanan dan minuman dari rumah.
  5. bawalah kipas atau koran bekas untuk berjaga-jaga kala udara panas
  6. gunakanlah pakaian yang nyaman, terkhusus untuk wanita lebih baik menggunakan pakaian yang tidak membentuk badan seperti kaus oblong dan celana panjang untuk menghindari serbuan nyamuk
  7. ke toilet sebelum keberangkatan, karena di beberapa gerbong toilet tidak berfungsi dengan baik
  8. simpan tiket di tempat yang mudah dijangkau seperti kantung celana untuk mempermudah pengambilan saat tiket akan diperiksa petugas
  9. membawa bacaan atau apapun yang bisa mengusir rasa kantuk dan bosan
  10. tetap terjaga untuk memastikan keamanan barang bawaan
  11. membawa tissue ataupun tissue basah untuk menyeka keringat ataupun membersihkan tangan dan muka sehabis makan ataupun ketika berkeringat
  12. bersikap sopan dan hormat pada orang-orang disekitar kita
  13.  membuka percakapan dengan menanyakan "mau turun di mana Pak/Bu?"
  14. belajar berdoa, bersabar, mengasihi, berbagi dan bersyukur agar dapat menikmati perjalanan^^

naik kereta ekonomi bukanlah hal yang biasa-biasa saja, karena aku bisa mendapatkan pengalaman yang terus berbeda dan mengajarkanku banyak hal, bahkan aku tidak bisa menuliskannya satu persatu. 
Harga yang relatif murah memberikanku pelajaran yang mahal, jadi siapa mau coba naik kereta ekonomi?












kereta matarmaja di stasiun kota baru, Malang
siapa mau naik? ini jadwalnyaaa^^


reposted from my facebook notes

No comments:

Post a Comment